Kamis, 21 Juni 2012

LAPORAN 10 (ROUTING)

A. Tujuan
  • Agar mahasiswa dapat mengkonfigurasi Router menjadi Directly, Dynamic dan Static Routing.
  • Agar mahasiswa memahami Directly Routing, Dynamic Routing dan Static Routing.
B. Dasar Teori

Pengertian Router
Router adalah alat yang dapat menghubungkan dua atau lebih jaringan komputer yang berbeda. Pada dasarnya router adalah sebuah alat pada jaringan komputer yang bekerja di network layer pada lapisan OSI. Pada router terdapat routing table yaitu tabel yang berisi alamat-alamat jaringan yang dibutuhkan untuk menentukan tujuan dari paket-paket data yang akan dilewatkan.
Pengertian Routing
Routing adalah sebuah proses yang berguna untuk meneruskan paket-paket dari sebuah jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Routing juga dapat merujuk kepada sebuah metode penggabungan beberapa jaringan sehingga paket-paket data dapat hinggap dari satu jaringan ke jaringan selanjutnya. Untuk melakukan hal ini, digunakanlah sebuah perangkat jaringan yang disebut sebagai router
Router-router tersebut akan menerima paket-paket yang ditujukan ke jaringan di luar jaringan yang pertama, dan akan meneruskan paket yang ia terima kepada router lainnya hingga sampai kepada tujuannya.
Secara umum terdapata 3 jenis routing, yaitu sebagai berikut :
    Directly Routing = paket dikirimkan dari satu router ke router lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik yang sama) sehingga tidak perlu melalui gateway.
   Dinamic Routing = dimana administrator hanya melakukan sedikit konfigurasi (bisa dikatakan hanya mengaktifkan rule dinamic routing) pada setiap router yang akan dikomunikasikan, dan untuk kemudian router-router tersebut otomatis akan mendefenisikan network-network yang terhubung.
    Static Routing = di mana seorang administrator melakukan routing secara manual. Mendefenisikan setiap network yang akan dihubungkan pada router-router yang akan digunakan.
Beberapa kelebihan dan kekurangan dari static dan dinamic routing adalah sebagai berikut.
  1. Konfigurasi static routing memiliki kompleksitas yang bergantung pada jumlah network yang terhubung, sedangkan dinamic routing tidak, baik besar maupun kecil jumlah network yang akan dihubungkan, konfigurasi pada dinamic routing tetap sederhana.
  2. Jika terjadi pengubahan topologi, maka konfigurasi pada static routing (routing table) harus ditambah, dikurangi atau bahkan harus diubah keseluruhan, sedangkan pada dinamic routing tidak perlu adanya pengubahan pada konfigurasi routing (routing table).
  3. Static routing biasa digunakan pada jaringan dengan skala menengah kebawah, sedangkan dinamic routing biasa digunakan untuk jaringan sekala besar.
  4. Static routing memiliki tingkat keamanan yang baik, sedangkan dinamic routing tidak, karena jika ada seseorang yang menambakan sebuah router di dalam jaringan tersebut, maka router tersebut akan bisa langsung terkoneksi, dan hal itu bisa berbahaya.
  5. Static routing menggunakan sumber daya yang sedikit, baik itu processor, memori, maupun bandwidth, sedangkan dinamic routing menggunakan sumber daya lebih banyak.

C. Alat & Bahan
Software Cisco Packet Tracer 5.3
D. Langkah Praktikum
Dalam praktikum kali ini kita akan mencoba mensimulasikan 3 jenis routing.
Directly Routing
     
  
Langkah-langkah percobaan :

  • Buka aplikasi Cisco Packet Tracer
  • Buat desain directly routing pada cisco packet tracer seperti gambar topologi diatas.
  • Lalu atur ip address, subnet mask, dan default gateway pada setiap device dan interface sesuai dengan ketentuan berikut :

-          Aktifkan port di Router R1 dengan cara klik R1 – CLI – ketikan perintah dibawah ini :R1>enable
R1#configure terminal
R1(config)#interface FastEthernet 0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#interface Serial 0/0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#end
-          Aktifkan juga port di Router R2 dengan cara klik R2 – CLI – ketikan perintah dibawah ini :
R2>enable
R2#configure terminal
R2(config)#interface FastEthernet 0/0
R2(config-if)#no shutdown
R2(config-if)#interface Serial 0/0/0
R2(config-if)#no shutdown
R2(config-if)#end
Dinamic Routing
   

Langkah-langkah percobaan :
-          Buka aplikasi Cisco Packet Tracer
-          Buat desain dinamic routing pada cisco packet tracer seperti gambar topologi diatas.
-          Konfigurasi RIP pada R2, R3 dan R4.
~Konfigurasi RIP pada R2
    Password:cisco

   R2>enable

   Password: class   
   R2#configure terminal

   R2(config)#router RIP

   R2(config-router)#network 192.168.2.0

   R2(config-router)#network 192.168.3.0

   R2(config-router)#network 192.168.7.0

   R2(config-router)#end
Konfigurasi RIP pada R3
   R3>enable

   Password: class

   R3#configure terminal

   R3(config)#router RIP

   R3(config-router)#network 192.168.3.0

   R3(config-router)#network 192.168.4.0
   R3(config-router)#network 192.168.5.0
   R3(config-router)#end
Konfigurasi RIP pada R4
   Password:cisco

   R4>enable

   Password: class

   R4#configure terminal

   R4(config)#router RIP

   R4(config-router)#network 192.168.5.0
   R4(config-router)#network 192.168.6.0
   R4(config-router)#network 192.168.7.0
   R4(config-router)#end
-          Konfigurasi Static Route pada R2
R2#configure terminal

R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0

R2(config)#end
Static Routing
Langkah-langkah percobaan :
-          Buka aplikasi Cisco Packet Tracer
-          Buat desain static routing pada cisco packet tracer seperti gambar topologi diatas.
-          Lakukan konfigurasi pada PC1. Caranya klik pada PC1 lalu Desktop->IP Configuration seperti ini :

-          Konfigurasi Static route pada R3. Caranya klik R3 – CLI – ketikan perintah dibawah ini :
Password:cisco
R3>enable
Password: class
R3#configure terminal
R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.3.1
R3(config)#end
-          Konfigurasi Static route pada R1. Caranya klik R1 – CLI – ketikan perintah dibawah ini :
Password:cisco
R1>enable
Password: class
R1#configure terminal
R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/1
R1(config)#end
-          Konfigurasi Static route pada R2. Caranya klik R2 – CLI – ketikan perintah dibawah ini :
Password:cisco
R2>enable
Password: class
R2#configure terminal
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 FastEthernet 0/0
R2(config)#end
D. Hasil


Hasil Simulasi Jaringan Directly Routing
Untuk membuktikan apakah konfigurasi-konfigurasi pada simulasi jaringan directly routing yang kita lakukan itu berhasil atau tidak, yaitu dengan cara melakukan ping dari PC1 ke PC2.

Setelah melakukan ping ternyata hasilnya RTO atau Destination host unreachable. Itu karena metode Directly Routing hanya bisa di berfungsi jika jaringan yang digunakan sama (satu). Agar hasilnya bisa reply kita harus mengkonfigurasikan R1 dan R2.
Password:cisco
R1>enable
Password:class
R1#configure terminal
R1(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
R1(config)#end
Password:cisco
R2>enable
Password:class
R2#configure terminal
R2(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 serial 0/0/0
R2(config)#end
Cobalah cek lagi apakah konfigurasi yang kita lakukan tadi berhasil atau tidak, yaitu dengan cara mengirim pesan dari PC1 ke PC2 menggunakan mode realtime. Jika hasilnya Succesfull, berarti simulasi jaringan ini sudah berjalan dengan baik dan benar.
Hasil Simulasi Jaringan Dinamic Routing
Untuk membuktikan apakah konfigurasi-konfigurasi pada simulasi jaringan dinamic routing yang kita lakukan itu berhasil atau tidak, yaitu dengan cara melakukan ping dari R3 ke PC1. Caranya klik R3 – CLI – ping 192.168.1.10

Ping berhasil dilakukan itu artinya simulasi jaringan yang telah kita buat berhasil.
Hasil Simulasi Jaringan Static Routing
Untuk membuktikan apakah konfigurasi-konfigurasi pada simulasi jaringan static routing yang kita lakukan itu berhasil atau tidak, yaitu dengan cara melakukan ping dari R3 ke PC1. Caranya klik R3 – CLI – ping 192.168.1.10

Ping berhasil dilakukan itu artinya simulasi jaringan yang telah kita buat berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar